http://beladiritarungdrajat.blogspot.com/

Pages

Senin, 24 Maret 2014

Tarung Derajat Adalah logika dan tindakan moral yang pragmatis yaitu sebagai sebuah ilmu olahraga seni bela diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak serta nurani secara realistis dan rasional. Terutama dalam proses pendidikan dan pelatihan, seluruh pergerakan anggota tubuh beserta bagian-bagian penting lainnya seperti kaki, tangan, kepala dsb dilakukan dalam rangka menguasai dan menerapkan lima unsur daya gerak yaitu : Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian, dan Keuletan.
Lima unsur itu melekat secara agresif dan dinamis dalam gerakan-gerakan pukulan, tendangan, bantingan, kuncian, serta teknik- teknik dan strategi bertahan-menyerang lainnya yang praktis dan efektif

   Dan beladiri ini juga sudah berhasil memasuki kejuaraan seperti,kejurnas(kejuaraan piala presiden) yang langsung di hadiri oleh presiden indonesia itu sendiri,dan kejuaaraan sea games yang berlangsung di palembang 2 tahun yang lalu,tapi sayang tahun ini tarung derajat tidak bisa mengikuti kejuaraan sea games,karena kurang dukungan dari pihak negara lain,dan satu lagi yaitu kejuaraan PON ( pekan olahraga nasional)
     

Polri dan Beladiri Tarung Derajat

tarung-derajat
Polri mengadopsi beladiri Tarung Derajat atau lebih dikenal dengan istilah Boxer sebagai beladiri resmi Polri. Mengapa akhirnya Polri mengadopsi beladiri yang satu ini? Ternyata ini bermula dari kegusaran para pimpinan Polri tentang kondisi riil saat ini, di mana anggota Polri sering kalah berduel dengan penjahat, dan bahkan senjata pun dirampas. Maka Polri pun membutuhkan suatu beladiri yang bisa melumpuhkan lawan dengan cepat, bahkan jika lawan lebih dari satu. Pilihan jatuh ke Tarung Derajat atau Boxer karena ini asli Indonesia dan guru besar beladiri ini, yaitu Achmad Dradjat alias Aa Boxer tinggal di Bandung, sehingga bisa menjadi konsultan pendidikan beladiri di Polri.
wdk09
Peresmian beladiri Polri ini dilakukan pada acara Sidang Pleno Dewan Pendidikan dan Pelatihan (Wandiklat) Polri tanggal 21-22 Januari 2013 yang lalu di Pusat Pendidikan Lalu Lintas (Pusdik Lantas) Polri di Serpong. Peresmian dilakukan dengan pemberian gelar guru besar kehormatan Tarung Derajat atau Boxer kepada pimpinan Polri. Pemberian gelar kehormatan ini dilakukan oleh Sang Guru Tarung Derajat atau Boxer, yaitu Achmad Dradjat dengan mengikatkan sabuk Tarung Derajat kepada pimpinan Polri. Acara dilanjutkan dengan demonstrasi beladiri ini oleh para personal Polri yang sudah belajar sebelumnya.
Pada Sidang Pleno Wandiklat ini juga dibahas berbagai hal strategis berkaitan dengan sistem pembelajaran di Polri, termasuk peresmian implementasi distance learning (pembelajaran jarak jauh atau PJJ) serta e-learning (sistem pembelajaran yang memanfaatkan keunggulan teknologi informasi) untuk proses pendidikan dan pelatihan di Polri, evaluasi penerapan manajemen mutu di lingkungan pendidikan Polri, kesiapan pelatihan untuk menghadapi Pemilu, dan sebagainya.
2014-01-22 06.16.37
Jujur saja, saya tidak begitu mengenal beladiri Tarung Derajat atau Boxer ini secara mendalam sebelumnya. Saya tahu bahwa beladiri ini memang termasuk keras dan latihannya pun tidak mudah. Tetapi saya sempat ngobrol dengan Sang Guru Achmad Dradjat alias Aa Boxer di Hotel Mercure Serpong, tempat kami sama-sama menginap dalam rangka mengikuti Sidang Pleno Wandiklat Polri ini. Beliau orangnya berperawakan kecil, jauh dari bayangan saya, di mana tadinya saya bayangkan Aa Boxer itu orangnya tinggi besar dengan postur atletis. Ternyata tidak. Beliau pun sangat rendah hati dan sangat menyenangkan untuk diajak ngobrol. Saya tidak melihat sedikitpun aura arogan atau kesombongan pada diri beliau. Aa Boxer juga mengatakan bahwa suatu kehormatan buat dia karena beladiri Tarung Derajat atau Boxer diadopsi secara resmi menjadi beladiri Polri. Beliau juga akan ikut memikirkan bagaimana teknik-teknik beladiri yang paling sesuai untuk seorang Polisi menyangkut pelaksanaan tugasnya di lapangan.
Mungkin ini memang yang dibutuhkan Polri, suatu sistem beladiri yang bisa di-customized sesuai dengan kebutuhan Polri. Tentu saja pihak yang paling kompeten untuk melakukan customization tersebut adalah seorang ahli beladiri yang sudah memiliki pengalaman tinggi, bahkan menciptakan teknik-teknik beladiri. Dalam konteks pemikiran seperti itu, maka mengadopsi Tarung Derajat dan keberadaan Aa Boxer memang solusi yang pas untuk Polri saat ini berkaitan dengan beladiri.
Dengan demikian, beladiri Tarung Derajat akan menjadi bagian dari kurikulum resmi pendidikan Polri dan akan diajarkan di semua sekolah-sekolah di lingkungan Polri. Lebih lanjut, beladiri ini juga akan diajarkan kepada personel Polri se-Indonesia walaupun mereka sudah lulus pendidikan.
wdk04
Mengutip situs resmi Tarung Derajat / Aa Boxer, maka dijelaskan bahwa beladiri ini adalah logika dan tindakan moral yang pragmatis yaitu sebagai sebuah ilmu olahraga seni bela diri yang memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak serta nurani secara realistis dan rasional. Terutama dalam proses pendidikan dan pelatihan, seluruh pergerakan anggota tubuh beserta bagian-bagian penting lainnya seperti kaki, tangan, kepala dan sebagainya, dilakukan dalam rangka menguasai dan menerapkan lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan. Lima unsur itu melekat secara agresif dan dinamis dalam gerakan-gerakan pukulan, tendangan, bantingan, kuncian, serta teknik- teknik dan strategi bertahan-menyerang lainnya yang praktis dan efektif suatu pembelaan diri.
Sebagai suatu cabang olahraga, maka Tarung Derajat sudah dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) sejak tahun 1998, dan rencananya akan dipertanding di SEA Games 2013 yang lalu, tetapi batal. Menurut laporan Tempo, olah raga ini batal dipertandingkan di SEA Games ke-27 di Myanmar karena tidak mendapat banyak dukungan negara Asia Tenggara. Dari 11 negara ASEAN, hanya tuan rumah Myanmar dan Indonesia yang mendukung cabang olahraga tersebut. Padahal, untuk bisa dipertandingkan di pesta olahraga multicabang olahraga itu, suatu cabang olahraga harus didukung empat negara, termasuk dukungan tuan rumah.
Selamat, semoga dengan beladiri baru ini kemampuan anggota Polri semakin meningkat. Harapan masyarakat tentu mereka mendapatkan perlindungan dari Polri, tetapi jika anggota Polri sendiri tak bisa melindungi dirinya, susah bukan?

Sabtu, 15 Maret 2014

Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB Kodrat) melakukan kerjasama dengan Polri dalam mengembangkan cabang olahraga tersebut di seluruh Indonesia.

Pelatih Tarung Derajat Sulsel Umar Sukmara di Makassar, Selasa, mengatakan bahwa PB Kodrat dan Polri telah melakukan penandatanganan MoU untuk kemajuan tarung derajat di Indonesia pada Januari 2014.

"Saya sebagai pelatih tarung derajat tentu sangat bersyukur dengan kerjasama yang dilakukan antara pengurus dan pihak kepolisian. Mudah-mudahan dengan MoU ini akan membuat perkembangan tarung deraja semakin maksimal seperti halnya cabang bela diri lain, katanya.

Terkait kerjasama tersebut, dirinya mengaku bahkan sudah mendapat tawaran melatih dari Sekolah Perpolisian Nasional (SPN) Batua Makassar.

Namun mantan Pelatih Tarung Derajat Kaltim itu mengaku belum bisa mengambil keputusan karena akan terlebih dahulu mencari petunjuk dari PB Kodrat.

Kebetulan, kata dia, masalah ini akan dibahas dalam rapat yang dihadiri seluruh pelatih atau sabuk hitam tarung derajat se-Indonesia di Bandung, pertengahan Februari 2014.

"Setelah pertemuan itu mungkin sudah ada petunjuk resmi bagaimana bentuk kerjasama antara PB Kodrat dan Polri. Namun apapun hasil pertemuan nanti akan kami laksanakan agar tarung derajat bisa semakin berkembang di Indonesia," katanya.

Mengenai peluang Sulsel dalam memberikan prestasi ditingkat nasional, dirinya mengaku lebih optimistis dengan adanya kerjasama tersebut.

Masalah anggaran dan minimnya perhatian Pengprov Kodrat Sulsel yang dialami sejauh ini diharapkan tidak lagi terjadi. Apalagi Sulsel pada dasarnya memiliki potensi besar dalam mencetak atlet yang dapat membanggakan nama daerah.

"Sulsel itu punya banyak atlet yang berpotensi memberikan prestasi. Hanya saja karena minimnya perhatian membuat kita kesulitan. Bahkan kita juga tidak bisa tampil di Porda 2014 karena tidak memenuhi persyaratan," ujarnya.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sulsel Nukhrawi Nawir, mengatakan sejauh ini baru satu atlet tarung derajat Sulsel yang diakomodir masuk dalam program pembinaan "Sulsel maju II" yakni Angga Purnadita.

Petarung berusia 21 tahun itu dinilai layak setelah mampu membuktikan kualitasnya dengan merebut medali perak di Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau 2012.

Kamis, 13 Maret 2014


Kepalan tangan warna kuning arah ke depan :

Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.

2.Sepasang kilat warna merah

Gambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.

3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putih

Simbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.



Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.
2.Sepasang kilat warna merah
Gambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.
3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putih
Simbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.


Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.2.Sepasang kilat warna merahGambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putihSimbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.



Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.2.Sepasang kilat warna merahGambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putihSimbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.



Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.2.Sepasang kilat warna merahGambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putihSimbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.


Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.2.Sepasang kilat warna merahGambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putihSimbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.



Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.2.Sepasang kilat warna merahGambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putihSimbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.


Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.2.Sepasang kilat warna merahGambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putihSimbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.


Kepalan tangan adalah lambang gerakan-gerakan bela diri. Dua buah lingkaran bermakna bahwa gerakan-gerakan Tarung Derajat didasarkan pada kemampuan otok dan otak. Tangan memukul ke depan melambangkan bahwa tarung derajat senantiasa menuju ke masa depan yang lebih baik. Warna kuning adalah simbol angin.2.Sepasang kilat warna merahGambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.3.Lingkaran tebal 3/4 warna hitam dengan lima kotak putihSimbol ini melambangkan wadah/ tempat untuk pembinaan diri. Warna hitam adalah simbol tanah. Penggodokan/pembinaan yang dilakukan berdasarkan atas lima unsur daya gerak yaitu kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan. Lima unsur tersebut disimpulkan oleh lima kotak putih. Sedangkan warna putih adalah lambang air.


Lambang bagi anggota petarung adalah gerakan dua orang sedang bertarung dengan semangat tinggi (diambil dari siluet gerakan Kang Badai dan Kang Rimba). Para petarung memiliki sebutan ksatria pejuang dan pejuang ksatria.

Inti dari pelatihan Tarung Derajat, seperti digariskan Sang Guru, adalah untuk meningkatkan DERAJAT kehidupan dan kehormatan anggota. Dari situ pula lahir filosofi Tarung Derajat, yakni "Jadikanlah dirimu oleh diri sendiri".
Kata BOX sendiri merupakan kata salam/sapaan bagi para sesama anggota tarung derajat.


Tulisan kaligraphi AABOXER
biasa tertulis pada seragam latihan atau ijasah. dibaca dari atas ke bawah, ditulis sedemikian rupa adalah lambang dari tercipta dan berdiri nya ilmu beladiri Tarung Derajat melalui proses perjalanan panjang dan penuh dengan lika-liku kehidupan.

Minggu, 02 Februari 2014

ni gan,berikut video tarung derajat kejurnas piala presiden,jurus ini di sebut dengan jurus ghada yang artinya ketahanan tubuh,tapi gan jagan coba coba di tiru ya,ini khusus yang sudah terlatih


Jumat, 31 Januari 2014


Tarung Derajat

Pertarungan dan Seni Gerak 
SEBAGAI olah raga prestasi, tarung derajat juga dipertandingkan di event resmi, seperti pada Kejuaraan Nasional "Piala Presiden" yang disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Melengkapi pembahasan gerak dan jurus, pada edisi ini akan diperkenalkan sebagian aturan pertandingan tarung derajat.
Pertandingan tarung derajat, diatur dalam 28 pasal "Peraturan Pertandingan", "Petunjuk Teknik Tarung", dan "Petunjuk Seni Gerak".
Peraturan Pertandingan mengatur:
- Perlindungan Petarung (Pasal 1), yang terdiri dari alat pelindung bagian tangan (hands box), pelindung gigi (gumseal), dan pelindung selangkangan (testicural protector). Arena pertarungan, peralatan petarung, peralatan kejuaraan diatur dalam pasal 2, 3 dan 4.
- Penimbangan berat badan dan pemeriksaan kesehatan (Pasal 5), yang antara lain pernyataan sehat untuk bertarung oleh dokter. Dalam pasal ini juga diatur pembagian kelas perorangan, beregu dan pemula. Undian dan bye (pasal 6), Urutan acara pertarungan (pasal 7), Ronde (pasal 8) . Dalam pertemuan teknik, diatur tes kesehatan, penimbangan berat badan, undian dan nomor urut tarung. Terakhir adalah penjelasan teknik tentang aturan-aturan yang harus disepakati bersama.
- Pembantu petarung atau ofisial diatur dalam pasal 9, yang merinci petunjuk apa yang boleh dan apa yang dilarang dilakukan ofisial. Wasit, juri, hakim, petugas, pengawas dan petugas pencatat waktu pertandingan diatur dalam pasal 10, 11, 12, 13, 14, 15 yang di dalamnya termasuk mengatur netralitas, tugas, kekuasaan, peringatan dan pelanggaran, teguran, dll. Sementara protes diatur dalam pasal 16. Kelengkapan pertandingan lain, seperti Medis diatur dalam pasal 17.
- Pasal 18 mengatur soal keputusan-keputusan serta kondisi-kondisinya, antara lain menang angka (MA), menang karena lawan mengundurkan diri (UD), menang karena wasit menghentikan pertarungan (MHT), menang karena diskualifikasi (MD), menang karena roboh (MR), dan tidak ada pertarungan (TT).
- Sistem penilaian (Pasal 19) mengatur pada tarung bebas putra, dan penilaiannya. Serangan dengan kaki (tendangan) ke arah kepala/muka mendapat nilai 3, tendangan ke arah badan (nilai 2), Tendangan yang mengakibatkan lawan goyah (4). Serangan dengan tangan (pukulan) ke arah kepala/muka mendapat nilai 2, Pukulan ke arah badan (nilai 1), Pukulan yang membuat lawan goyah/roboh (3).
Agresivitas dan sportivitas di dalam melakukan teknik-teknik menyerang dan bertahan dalam setiap ronde masuk dalam kriteria penilaian khusus dan mendapat nilai 1.
Pengurangan nilai/angka dapat diberikan ketika atlet melakukan pelanggaran yang sama ataupun berbeda secara berturut-turut dalam ronde berjalan (nilai -1), dan melakukan pelanggaran yang sangat membahayakan keselamatan diri lawan dalam ronde berjalan (-2). Sementara kemenangan langsung diberikan bilamana lawan tidak mampu lagi melanjutkan pertarungan.
- Pasal berikutnya (20) mengatur kondisi robohnya seorang petarung. Menjelang PON 2008, aturan ini diperketat antara lain pada saat roboh dan mendapat hitungan ketiga kali, wasit bisa langsung menghentikan pertarungan.
Teknik-teknik pertarungan
Dalam pertarungan, secara ketat atlet harus menunjukkan teknik-teknik yang baik agar kekhasan dan kualitas pertarungan tetap terjaga. Beberapa teknik yang diatur, yaitu pada teknik tangan semua pukulan yang dipelajari dalam tarung derajat boleh digunakan (kecuali pukulan lurus), di antaranya pukulan cepat, pukulan lingkar (atas, luar, dalam, bawah), kibas (atas, luar, dalam, bawah) dan sentak (atas dan bawah). Teknik tangan lain yang diperkenankan adalah teknik drop tangan.
Teknik kaki digunakan dalam dua fungsi, yaitu tendangan dan drop (menahan serangan lawan). Tendangan yang diperbolehkan digunakan dalam pertarungan, yaitu: tendangan lingkar dalam, tendangan samping, tendangan belakang, tendangan kait depan, tendangan kait belakang, dan tendangan melingkar belakang. Seluruh tendangan bisa digunakan dengan teknik loncatannya.
Sasaran pengenaan serangan dimulai dari pinggang (sabuk) ke atas akan mendapat nilai dengan arah sasaran bagian depan dan samping badan atau kepala. Bagian yang dilarang diserang adalah sekitar selangkangan, belakang kepala dan belakang badan. Pengenaan sasaran diluar ketentuan di atas akan mendapat pengurangan nilai bahkan dikeluarkan dari arena pertarungan dan dinyatakan kalah.
Pasal-pasal berikutnya mengatur soal mutasi, seragam dan ciri petarung (memakai baju petarung berlengan pendek warna putih), pertemuan teknik, bersalaman, tata tertib pertarungan hingga aturan tambahan.
Seni Gerak
Dalam nomor seni gerak, yang dipertandingan adalah:
A. Jurus/Rangkaian Gerak (Ranger)
1. Jurus yang dipertandingkan adalah jurus Dradjat II (Materi Baku Kurata IV).
2. Peserta minimal tingkat Kurata IV.
3. Jumlah peserta terdiri dari 3 orang peraga seni (bisa terdiri dari putra dan putri).
B. Gerak Tarung (Getar)
1. Getar yang dipertandingkan adalah Gerak Tarung materi demo.
2. Peserta minimal tingkat Kurata IV.
3. Jumlah peserta terdiri dari 2 orang peraga seni.
Sistem penilaian seni gerak terdiri dari
1. Hafal gerakan dengan teknik gerak yang baik dan benar.
2. Keserasian berpasangan.
3. Poin 1 dan 2 mencakup pada prinsip setiap gerakan harus mengandung 5 unsur daya gerak, yaitu : kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian dan keuletan.
Yang dimaksud dengan 5 unsur daya gerak pada Seni Gerak adalah :
Kekuatan, artinya setiap gerakan dilakukan dengan bertenaga dan tidak kaku (keras dan lentur), penuh semangat dan kesiapan fisik dan mental.
Kecepatan, artinya setiap gerakan adalah merupakan gerak refleks yang terlatih, sesuai dengan irama gerakan secara berpasangan.
Ketepatan, artinya gerakan yang dilakukan jelas sasaran (target) yang dituju dan maksudnya serta peruntukannya.
Keberanian, artinya gerakan dilakukan secara tidak ragu-ragu penuh kesungguhan, dilakukan dengan realistis dan rasional.
Keuletan, Artinya gerakan-gerakan memiliki/mengandung nilai-nilai seni yang tinggi, berangkai seperti air yang mengalir dengan memerhatikan 4 unsur diatas tadi, yaitu kekuatan-kecepatan-ketepatan-keberanian.

 

TARUNG DERAJAT


 merupakan beladiri full body contact yang praktis dan efektif berasal dari indonesia, diciptakan oleh Achmad Dradjat. Ia mengembangkan teknik melalui pengalamannya dari setiap pertarungan di jalanan pada tahun 1960-an di bandung. Tarung Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai pelatihan dasar oleh TNI Angkatan Darat. "Aku Ramah Bukan Berarti Takut, Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk", semboyan Tarung Derajat. "BOX!" adalah salam persaudaraan di antara anggota Tarung Derajat. Tarung Derajat menekankan pada agresivitas serangan dalam memukul dan menendang. Namun, tidak terbatas pada teknik itu saja, bantingan, kuncian, dan sapuan kaki juga termasuk dalam metode pelatihannya. Tarung Derajat dijuluki sebagai "BOXER". Praktisi Tarung Derajat disebut "Petarung". Sejak 1990-an, Tarung Derajat telah disempurnakan untuk olahraga. Pada tahun 1998, Tarung Derajat resmi menjadi anggota KONI. Sejak itu, Tarung Derajat memiliki tempat di Pekan Olahraga Nasional, sebuah kompetisi multi-olahraga nasional diselenggarakan setiap 4 (empat) tahun. Tarung Derajat utama asosiasi kodrat (Keluarga Olahraga Tarung Derajat) sekarang memiliki sub-organisasi di 22 provinsi di Indonesia. Setelah diperkenalkan pada 2011 SEA Games di Palembang, Indonesia, Tarung Derajat secara resmi disertakan pada SEA GAMES 2013 di Myanma Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Tarung Derajat dideklarasikan kelahirannya dibumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli 1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat yang memiliki nama julukan dengan panggilan Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan berhasil menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya didalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus BERKELAHI atau BERTARUNG dalam rangka BERJUANG untuk mempertahankan kelangsungan hidup, menegakan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari selaras dengan kodrat hidupnya. Jadi sebenarnya keberadaan Tarung Derajat itu adalah identik dengan perjalanan dan perjuangan G.H.Achmad Dradjat yang juga dikenal dengan julukan Aa Boxer dan kini bergelar "SANG GURU TARUNG DERAJAT".[1] Perjalanan dan Perjuangan hidup Achmad Dradjat dimulai sejak kelahirannya diatas muka bumi ini, Sang Guru Tarung Derajat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi pertempuran melawan gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok Darul Islam (D.I), dalam penyerangan tersebut kedua orang tua Achmad Dradjat sebagai Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang setelah pasca kemerdekaan menjadi anggota Polisi Istimewa, menjadi salah satu sasaran operasi dari penyerangan Gerombolan tersebut. Berkat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dapat selamat dari peristiwa itu dan saat itulah Sang Guru lahir dalam keadaan sehat, ditengah kejaran para pemberontak. Peristiwa tersebut telah mengilhami kedua oranng tua Sang Guru memberikan nama DARAJAT (DRADJAT / DERAJAT), yang berarti Berkat yaitu suatu Rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa yang membawa atau mendatangkan kebaikan pada kehidupan manusia, seperti keselamatan dan kesehatan hidup atau kesejahteraan hidup atau juga sebagai harkat dan martabat hidup manusia. Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai riwayat Perjalanan & Perjuangan hidup yang dilakukan Sang Guru Achmad Dradjat alias Aa Boxer dalam menciptakan dan melahirkan Ilmu Bela Diri secara Alami, Mandiri, dan Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan hidup PRIBADI seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : "TARUNG DERAJAT." (Tarung, Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat kemanusiaan) Pada usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti perjalanan dinas kedua orang tuanya, tinggal di kawasan Tegallega suatu daerah yang keras dan berpenduduk sangat heteorogin dengan segala perilaku hidupnya yang dinamis. Situasi dan kondisi seperti itu sangat ditunjang dengan keberadaan sebuah lapangan sangat luas yang beraktivitas hampir 24 jam , berbagai macam bentuk kegiatan hidup terjadi dilapangan tersebut, seperti: berbagai kegiatan olah raga, perkealahian masal antar kelompok pemuda remaja, pemerasan, perampokan perjudian, pelacuran, dlsb yang berbau kriminalitas dan kemaksiatan serta dalam waktu-waktu tertentu bisa dan biasa juga dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung khususnya dan apabila sesuatu tindak kekerasan terjadi, tidak jarang masyarakat setempat yang berperilaku hidup baik-baik kerap menjadi korban tindak kekerasan, kejadian tindak kekerasan tersebut tidak terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja Achmad Dradjat. Bagi Achmad Dradjat yang sejak masa anak-anak mempunyai postur tubuh lebih kecil dibanding dengan sesama anak lainnya dan sangat menggemari olah raga keras, seperti sepak bola dan beladiri, selain itu dirinya yang berkarakter berani dan ulet, menjadikan hidup dan dibesarkan dilingkungan seperti itu memiliki arti dan tantangan yang tersendiri. Berbekal didikan Akhlak Budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua dan tertanam serta terpelihara secara ketat dan berdisiplin sejak masa kecil. Aa, demikian dipanggil dalam lingkungan keluarganya (Aa adalah suatu panggilan dalam bahasa daerah sunda bagi anak laki yang tertua atau yang dituakan) mulai memasuki lingkungan yang keras, bermacam cara datang dan terjadi perekelahian antar kelompok maupun perorangan, pemerasan serta berbagai bentuk tindak kekerasan lain. Dalam lingkungan demikian sifat pemberani dan keinginan menolong teman yang dimilikinya, seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perklelahian demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya, dengan segala keuletan yang didasari oleh hasil didikan Akhlak dan ajaran Agama yang terus melekat, dirinya mampu meng hadapi dan mengatasi berbagai rintangan hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja dan manusia lain yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab nyaris merenggut jiwanya. Bagaimana tidak, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya itu terjadi ditengah keramaian orang-orang yang hanya bisa menjadi penonton dan sebagian lainya hanya mampu menjadi penganiaya, dalam keadaan seperti itu Achmad Dradjat dituntut harus mampu bertahan hidup dalam kesendirian, bukan mempertahankan diri sampai lupa diri. Sesungguhnya dari kenyataan peristiwa tersebut sangat disadri hanya kerena Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang menghendaki nasib lain sehingga Aa dapat terselamatkan dari nasib yang lebih buruk lagi. Kejadian serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut dirinya dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu sendiri melawan anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian Achmad Dradjat yang baru belajar dasar-dasar teknik perkelahian tidak mampu berbuat banyak selain bertahan diri, disaksikan anggota senior lain, pelatih dan guru besarnya yang ada diruang latihan lainnya. Achmad Dradjat dengan teknik yang terbatas tadi seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian tidak ada fikiran dan rasa dari penyaksi termasuk guru besarnya untuk bertindak, menghentikan dan menyelamatkan perkelahian. Dalam kesendirian sosok remaja Achmad Dradjat kembali harus berjuang diri mempertahankan keselamatan dan kesehatan hidupnya. Dari perkelahian ke perkelahian itulah Achmad Dradjat secara alami dirinya tertempa dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras dan dari kerasnya kehidupan yang dialami sifat fisik dan sikap mentalnya terbina dan terbiasa untuk menerima kenyataan hidup secara realistis dan rasional. Kemampuan itu dimiliki karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup telah dibekali kemampuan gerak reflek untuk bertahan hidup. Pikiran, rasa, dan keyakinan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya dan terbayangi sepanjang usia, baik kejadian itu berupa musibah maupun anugerah, pengalaman tersebut pada dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pelatihan otot, 0tak serta nurani untuk menentukan arah hidup yang lebih baik menuju pada kehidupan yang benar selaras dengan kodratnya. Berbagai macam kejadian dan pengalaman hidup yang terjadi dalam lingkup pembelaan diri yang berasal dan mengandalkan dari gerak reflek dan dorongan naluri ,insting atau garizah yang terus terjadi secara berulang tersebut, mengasah otot, otak serta nuraninya untuk terbiasa menghadapi berbagai ancaman dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup, yang berupa menjaga keselamatan dan kesehatan diri, menegakkan dan mempertahankan kehormatan serta membela kemanusiaan.

Rabu, 22 Januari 2014

SEJARAH

    Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani secara Realistis dan Rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan – Kecepatan – Ketepatan – Keberanian dan Keuletan, yang melekat dengan Dinamis dan Agresif dalam suatu Sistem Ketahanan / Pertahanan diri serta Pola Teknik, Taktik dan Strategi Bertahan menyerang yang Praktis dan Efektif bagi suatu Pembelaan Diri. Untuk digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan, Kesehatan dan Kesempatan Hidup sebagai Manusia yang berhakekat, seperti mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan, pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan.
Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani di atas tadi berasal dan diperoleh dari proses Fikiran Rasa dan Keyakinan atas dan tentang berbagai macam sifat, motif dan bentuk serta cara datang kemudian menerima dan menyikapi serta menjawab peristiwa-peristiwa terjadinya suatu kejadian hidup yang dialami dan teralami sendiri di dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang garapan hidup yang ditekuni secara Realistis dan Rasional pada setiap tatanan ruang lingkup, tataran dan tingkatan kehidupan yang diganti selaras dengan adab-adabnya dalam rangka berinteraksi hidup keluarga, masyarakat, hingga bernegara dan berketuhanan YME. Pengalaman tersebut bergulir secara alamiah dari waktu ke waktu sejak masa kecil bergerak sepanjang hayat.
Rangkaian dari suatu proses pengalaman hidup tersebut ditata dalam bentuk paduan imajinasi yang sarat dengan hasrat perjuangan dan kerja keras untuk merubah nasib, tertata dalam bentuk paduan kreativitas. Paduan imajinasi menyatu dengan paduan kreativitas melahirkan suatu tindakan hidup yang praktis dan efektif. Dan tindakan moral yang dilakukan dengan konsisten pada setiap menghadapi tantangan dan tuntutan hidup, merefleksi dalam paduan Keberanian Moral.